Minggu, 04 November 2012

Sejarah RollingStone dan Komunitasnya di indonesia

THE Rolling Stones adalah sejarah. Band rock 'n' roll yang sudah berusia hampir 50 tahun ini, tetap eksis hingga sekarang. Musik dan lagu-lagunya melegenda, bahkan penggemar datang dari lintas generasi.
Sejak berdiri tahun 1960-an hingga sekarang, The Rolling Stones tak pernah ditinggalkan penggemarnya. Bisa jadi, ada satu keluarga yang menjadi pengemar The Rolling Stones, mulai kakek, ayah-ibu, hingga anak (generasi ketiga).
The Rolling Stones sesungguhnya dimulai oleh Michael Philip (Mick Jagger) yang pada 1962 menjadi vokalis kelompok Little Boy Blue and The Blue Boys. Lantas, muncul Brian Jones, gitaris yang sebelumnya bermain untuk Blues Incoporated. Brian mengajak Jagger mendirikan grup band yang kemudian diberi nama The Rolling Stones.
Mick jagger lalu mengajak rekan lainnya, Keith Richard, sebagai pemain gitar di grup itu. Pada 1963, pemain bas Bill Wyman bergabung. Terakhir, Charlie Watts masuk.
Kini, para personel The Rolling Stones memang menyadari bahwa penggemar dan tren musik dunia cenderung sudah bergeser. Namun, mereka tetap percaya bahwa fans fanatik mereka masih banyak tersebar di seluruh dunia. Ramalan-ramalan perihal eksistensi The Rolling Stones memang selalu gencar. Mereka sempat diragukan banyak penegamat yang menilai riwayat grup ini sebenarnya sudah "selesai" ketika mereka merilis "Voodoo Lounge" (1994).
Pasca-1994, The Rolling Stones sempat merilis dua album konser, masing-masing "Stripped" (1995) dan "No Security" (1998) serta sebuah album studio "Bridges to Babylon" (1997). Berikutnya, sempat lagi dirilis beberapa album seperti "Undercover" (1983) dan "Dirty Work" (1986). Kabarnya, dua album yang justru cukup mendongkrak popularitas The Rolling Stones malah dari dekade 1980-an, yakni "Tattoo You" (1981) dan "Steel Wheels" (1989).
Beberapa jajak pendapat yang pernah diadakan, penggemar paling menyukai album "Beggars Banquet" (1968) dan "Let It Bleed" (1969). Dari kedua album itulah lahir hits seperti "Street Fighting Man", "Sympathy for the Devil", "Gimme Shelter", dan "You Can't Always Get What You Want". Kendati demikian, satu judul lagu yang sangat melegenda adalah "Honky Tonk Women".
Stoner Bandung "Komunitas Rolling Stones Bandung" terbentuk awalnya karena ada acara Radio Mara Night Life yang selalu memutarkan hits-hits milik Rolling Stones. Ketertarikan para stoner terhadap acara tersebut, membuat sejumlah mereka memilih mendengarkan acara tersebut secara langsung di Radio Mara.
Makin lama jumlah stoner yang datang ke radio pun makin banyak. Hal itulah yang mendorong pembentukan Komunitas Rolling Stones Bandung.

"Tahun 2005, komunitas ini terbentuk. Namun, sempat vakum juga. Lalu sekitar tahun 2008, komunitas ini dihidupkan kembali," ujar Benny Keef alias Kang Aben, pendiri Komunitas Rolling Stones Bandung.

Sebenarnya, kata Aben, di Bandung banyak sekali komunitas pencinta Rolling Stones. Misalnya Babakan Ciparay atau Bacip Stone Lover dan Manglayang Brother.
"Tapi, semua komunitas itu bersatu dalam Komunitas Rolling Stones Bandung ini. Dengan begitu, keakraban dan kebersamaan para stoner di Bandung jadi terjaga," urai Aben.
Kebersamaan itu pun makin terasah dengan banyaknya even yang diselenggarakan. Salah satunya acara mempersatukan stoner Bandung, Radio Mara Night Life yang selalu mengudara setiap Senin pukul 22.00-24.00 WIB.
Dikatakan Aben, setiap Senin tidak sedikit stoner yang sengaja datang ke Radio Mara untuk mendengarkan dan menikmati Mara Night Life secara langsung. Kesempatan itu pun dijadikan sebagai ajang ngumpul bareng.
"Tidak cuma itu, setidaknya 2 hingga 3 kali dalam seminggu ada acara Tribute to Rolling Stones yang biasanya digelar di kafe," katanya.
Menurut Aben, sekarang ini komunitas Rolling Stones sudah lebih diterima masyarakat, khususnya kafe. Terbukti dengan mulai banyaknya kafe yang menggelar pertunjukan atau acara Tribute to Rolling Stones.
Hal ini sangat berbeda dengan dahulu. Dulu, band-band tribute sulit manggung di kafe. Ini karena image negatif yang melekat pada stoner.
"Tapi, sekarang pihak kafe sudah lebih terbuka dan mulai menerima kita untuk tampil di tempatnya. Sebagai antisipasi, mereka selalu memperketat keamanan kalo menggelar acara Tribute to Rolling Stones. Tapi, alhamdulillah belum pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya. (ely kurniawati/"GM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar